Kalo menurut bahasa wikipedia, E-Science (atau e-Science) adalah ilmu komputasi intensif yang dilakukan dalam lingkungan jaringan yang sangat terdistribusi, atau ilmu yang menggunakan rangkaian data yang sangat besar yang membutuhkan komputasi grid; istilah yang kadang-kadang mencakup teknologi yang memungkinkan mendistribusikan kolaborasi, seperti Grid Akses. Istilah ini diciptakan oleh John Taylor, Direktur Jenderal Kantor Inggris Sains dan Teknologi pada tahun 1999 dan digunakan untuk menggambarkan inisiatif pendanaan yang besar mulai November 2000. Contoh dari jenis ilmu termasuk simulasi sosial, fisika partikel, ilmu bumi dan bio-informatika. Fisika partikel memiliki infrastruktur e-Sains berkembang dengan baik terutama karena kebutuhan untuk fasilitas komputasi yang memadai untuk analisis hasil dan penyimpanan data yang berasal dari CERN Large Hadron Collider, yang mulai mengambil data pada tahun 2009.
Simplenya, kalo menurut bahasa kita, web e-science adalah sebuah website yang isinya membahas tentang banyak ilmu dan pengetahuan baru yang sekarang pastinya semakin maju dan canggih dan kita perlu untuk mengenalnya.
Nah, dari arti dan fungsinya aja kita udah bisa ambil kesimpulan kalo e-science itu sangat berperan dan berguna buat siapa saja para pembacanya, apalagi kita jiwa-jiwa muda yang harusnya lebih banyak tau tentang perkembangan ilmu pengetahuan.
Salah satunya, saya baruaja baca artikel tentang suatu hal yang unik dan menarik. kita semua pasti tau twitter ya, apalagi saya sendiri dan teman- teman yang memang kuliah di jurusan IT, twitter, facebook dan semacamnya udah bukan hal yang baru untuk dipelajarin lagi kan?
Hal unik itu adalah ternyata data dari twitter bisa digunakan untuk melacak tingkat vaksinasi dan perilaku.. hmm hebat banget yahh..
Sebuah analisis yang unik dan inovatif tentang bagaimana media sosial dapat mempengaruhi penyebaran penyakit telah dirancang dan dilaksanakan oleh seorang ilmuwan di Penn State University yang meneliti sikap terhadap vaksin H1N1. Marcel Salathé, asisten profesor biologi, mempelajari bagaimana pengguna Twitter - sebuah microblogging populer dan layanan jaringan sosial - mengungkapkan perasaan mereka tentang vaksin baru. Dia kemudian melacak bagaimana sikap pengguna 'berkorelasi dengan tingkat vaksinasi dan bagaimana microbloggers dengan perasaan negatif atau positif yang sama tampaknya mempengaruhi orang lain dalam lingkungan sosial mereka. Penelitian ini dianggap sebagai studi kasus pertama dalam cara-situs media sosial mempengaruhi dan mencerminkan jaringan penyakit, dan metode ini diharapkan akan diulang dalam studi penyakit lainnya.
Hasilnya akan dipublikasikan di dalam jurnal PLoS Computational Biology.
Salathé menjelaskan bahwa ia memilih Twitter untuk dua alasan. Pertama, tidak seperti isi dari Facebook, pesan Twitter, yang dikenal sebagai "tweets," dianggap data publik dan siapa saja bisa "mengikuti", atau melacak tweets dari orang lain. "Orang 'nge-tweet' karena mereka ingin masyarakat untuk mendengar apa yang mereka katakan," kata Salathé. Kedua, Twitter adalah database yang sempurna untuk belajar tentang perasaan orang. "Tweets sangat pendek - maksimal 140 karakter," jelas Salathé. "Jadi pengguna harus mengekspresikan pendapat mereka dan keyakinan tentang topik tertentu yang sangat singkat." Salathé mulai dengan mengumpulkan 477.768 tweets dengan kata kunci yang terkait vaksinasi dan frase. Dia kemudian melacak perasaan pengguna tentang vaksin baru tertentu untuk memerangi virus H1N1 - virus strain yang bertanggung jawab untuk flu babi. Proses pengumpulan dimulai pada bulan Agustus 2009, ketika berita tentang vaksin baru pertama dibuat publik, dan terus hingga Januari 2010.
Dengan hal itu, Salathé ini jadi bisa mendeteksi penyebaran virus H1N1 di wilayah America Serikat, bahkan ia bisa mendeteksi dari wilayah mana virus tersebut terdeteksi paling tinggi, waah canggih ya? Beliau juga membuat jaringan komputer khusus untuk memantau pengguna twitter dan terus melakukan pelacakan terhadap vaksinasi akan virus tersebut.
So, meskipun kadang orang suka menggunakan twitter untuk hal-hal yang kurang penting, ternyata di luar sana ada orang bisa memanfaatkan jejaring sosial ini untuk hal yang sangat penting saat ini, bahkan Salathé berencana untuk menggunakan analisis unik media sosial ini untuk mempelajari penyakit lain, seperti obesitas, hipertensi, dan penyakit jantung.
Kesimpulannya, web e-science mempunyai peranan penting kan dalam dunia pengetahuan? karena dengan itu kita bisa banyak mengetahui perkembangan-perkembangan teknologi canggih yang tentunya mempunyai banyak manfaat untuk kita pula terutama yang berhubungan dengan dunia IT, karena saya dan teman-teman memang bergelut dengan dunia IT sehari-harinya.
sumber: http://esciencenews.com/ , http://en.wikipedia.org/wiki/E-Science & penn state
Simplenya, kalo menurut bahasa kita, web e-science adalah sebuah website yang isinya membahas tentang banyak ilmu dan pengetahuan baru yang sekarang pastinya semakin maju dan canggih dan kita perlu untuk mengenalnya.
Nah, dari arti dan fungsinya aja kita udah bisa ambil kesimpulan kalo e-science itu sangat berperan dan berguna buat siapa saja para pembacanya, apalagi kita jiwa-jiwa muda yang harusnya lebih banyak tau tentang perkembangan ilmu pengetahuan.
Salah satunya, saya baruaja baca artikel tentang suatu hal yang unik dan menarik. kita semua pasti tau twitter ya, apalagi saya sendiri dan teman- teman yang memang kuliah di jurusan IT, twitter, facebook dan semacamnya udah bukan hal yang baru untuk dipelajarin lagi kan?
Hal unik itu adalah ternyata data dari twitter bisa digunakan untuk melacak tingkat vaksinasi dan perilaku.. hmm hebat banget yahh..
Sebuah analisis yang unik dan inovatif tentang bagaimana media sosial dapat mempengaruhi penyebaran penyakit telah dirancang dan dilaksanakan oleh seorang ilmuwan di Penn State University yang meneliti sikap terhadap vaksin H1N1. Marcel Salathé, asisten profesor biologi, mempelajari bagaimana pengguna Twitter - sebuah microblogging populer dan layanan jaringan sosial - mengungkapkan perasaan mereka tentang vaksin baru. Dia kemudian melacak bagaimana sikap pengguna 'berkorelasi dengan tingkat vaksinasi dan bagaimana microbloggers dengan perasaan negatif atau positif yang sama tampaknya mempengaruhi orang lain dalam lingkungan sosial mereka. Penelitian ini dianggap sebagai studi kasus pertama dalam cara-situs media sosial mempengaruhi dan mencerminkan jaringan penyakit, dan metode ini diharapkan akan diulang dalam studi penyakit lainnya.
Hasilnya akan dipublikasikan di dalam jurnal PLoS Computational Biology.
Salathé menjelaskan bahwa ia memilih Twitter untuk dua alasan. Pertama, tidak seperti isi dari Facebook, pesan Twitter, yang dikenal sebagai "tweets," dianggap data publik dan siapa saja bisa "mengikuti", atau melacak tweets dari orang lain. "Orang 'nge-tweet' karena mereka ingin masyarakat untuk mendengar apa yang mereka katakan," kata Salathé. Kedua, Twitter adalah database yang sempurna untuk belajar tentang perasaan orang. "Tweets sangat pendek - maksimal 140 karakter," jelas Salathé. "Jadi pengguna harus mengekspresikan pendapat mereka dan keyakinan tentang topik tertentu yang sangat singkat." Salathé mulai dengan mengumpulkan 477.768 tweets dengan kata kunci yang terkait vaksinasi dan frase. Dia kemudian melacak perasaan pengguna tentang vaksin baru tertentu untuk memerangi virus H1N1 - virus strain yang bertanggung jawab untuk flu babi. Proses pengumpulan dimulai pada bulan Agustus 2009, ketika berita tentang vaksin baru pertama dibuat publik, dan terus hingga Januari 2010.
Dengan hal itu, Salathé ini jadi bisa mendeteksi penyebaran virus H1N1 di wilayah America Serikat, bahkan ia bisa mendeteksi dari wilayah mana virus tersebut terdeteksi paling tinggi, waah canggih ya? Beliau juga membuat jaringan komputer khusus untuk memantau pengguna twitter dan terus melakukan pelacakan terhadap vaksinasi akan virus tersebut.
So, meskipun kadang orang suka menggunakan twitter untuk hal-hal yang kurang penting, ternyata di luar sana ada orang bisa memanfaatkan jejaring sosial ini untuk hal yang sangat penting saat ini, bahkan Salathé berencana untuk menggunakan analisis unik media sosial ini untuk mempelajari penyakit lain, seperti obesitas, hipertensi, dan penyakit jantung.
Kesimpulannya, web e-science mempunyai peranan penting kan dalam dunia pengetahuan? karena dengan itu kita bisa banyak mengetahui perkembangan-perkembangan teknologi canggih yang tentunya mempunyai banyak manfaat untuk kita pula terutama yang berhubungan dengan dunia IT, karena saya dan teman-teman memang bergelut dengan dunia IT sehari-harinya.
sumber: http://esciencenews.com/ , http://en.wikipedia.org/wiki/E-Science & penn state